Evaluation of Road
Traffic Congestion Using Fuzzy Techniques
(Evaluasi
Kemacetan Lalulintas menggunakan Teknik Fuzzy)
Oleh : Husnul Khotimah
NIM : 2010.69.04.0004
Mata Kuliah : Analictical Intelligence (Kecerdasan Buatan)
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
A.
PENDAHULUAN
Pada
tugas riveus jurnal kali ini, saya mengambil sebuah jurnal internasional yang
berjudul Evaluation of Road Traffic Congestion Using Fuzzy Techniques atau
Evaluasi Kemacetan Lalulintas menggunakan teknik Fuzzy. Jurnal ini peneliti
persembahkan untuk sebuah system evaluasi Lalulintas dari data pengolahan citra
yang menggunakan penyesuaian Logika fuzzy secara manual.
Peneliti
mengambil sampel data untuk penelitian ini di daerah metropolitan Bangkok. Hal
ini dekarenakan daerah-daerah kota besar seperti di Bangkok cenderung mengalami
kemacetan.
Informasi
data lalulintas di ambil didapatkan dari aplikasi pendeteksi kendaraan dan
lalulintas yang memerlukan sebuah sinyal video sebagai input untuk menghitung
kecepatan dan kepadatan kendaraan.
Pelaporan
lalulintas bisa menjadi tugas yang membingungkan selama tidak ada standarisasi
dalam pengukuran kemacetan. Pengguna umum membutuhkan laporan lalulintas yang
singkat dan mudah dimengerti. Salah satu cara yang umum digunakan yaitu
melaporkan keadaan kemacetan lalulintas menurut tingkat kemacetannya.
Beberapa
kendala dalam melaporkan kemacetan menurut tingkat kemacetannya adalah berapa
banyak tingkat kemacetan yang digunakan, dan seberapa tepat definisi pada tiap
tingkat kemacetan. Kemacetan lalulintas adalah sebuah kuantitas subjektif. Dalam
suatu kondisi jalan yang sama, beberapa orang mungkin merasa jalan itu macet
berat, sedangkan beberapa orang lain mungkin merasa jalan itu hanya sedikit
macet. Ini adalah masalah dari ketidakcocokan penafsiran data karena pengalaman
pengemudi yang berbeda-beda. Karena itu peneliti mengenalkan sebuah teknik
Fuzzy untuk mengatasi masalah ini. Logika fuzzy dikenal sangat cocok untuk masalah non linear (tidak
bisa ditentukan) seperti perasaan manusia.
B.
PENDEKATAN PENELITI
Dalam proyek ini, peneliti melakukan percobaan dengan dua system fuzzy. Yang pertama
yaitu system fuzzy manual yang sudah diuji. Dan yang kedua adalah system keputusan
Neuro-Fuzzy adaptif. Bagian III akan membandingkan keakuratan dari kedua system
tersebut.
1.
Logika Fuzzy
Logika Fuzzy adalah sebuah model
yang menghubungkan hubungan antara input dan output yang berbasis teorema
probabilitas. Logika ini bisa mengatasi situasi dimana
disana ada ketidakpastian yang terlibat, seperti masalah yang bergantung pada
perasaan dan pengalaman manusia. Karenanya, logika fuzzy ini cocok untuk
laporan lalulitas jalan raya dimana orang-orang yang berbeda bisa memiliki
perasaan yang berbeda pula dalam situasi kemacetan yang sama.
Dalam proses logika fuzzy terdapat dua bagian utama. 1) input dan output
fungsi utama, yang jangkauannya bisa kita definisikan secara manual agar bisa
sesuai dengan logia input/output. Dan 2) ketentuan fuzzy yang dirancang secara
manual oleh seorang programmer sesuai dengan keahliannya dalam mengatasi
masalah-masalah tertentu. Disana ada beberapa jenis dari fungsi utamanya seperti trapezium, segitiga,
lonceng, Gaussian, dan lain-lain. Dalam proyek kita, kita mencoba fungsi-fungsi
tersebut untuk menemukan fungsi dari trapezium agar bekerja maksimal
2.
Neuro-Fuzzy
Adaptiff
Neuro-Fuzzy Adaptiv ini lebih sering dikenal dengan Logika Fuzzy Normal, yang jarak dari fungsi utama berdasarkan
dengan pengaturan secara manual pada data ujicoba. Peneliti memakai Adapative Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) atau
Sistem Keputusan Neuro-Fuzzy Adaptif (6), yang menggunakan kedua teknikn
gradient dan least-square untuk membuat peraturan dan mengatur jarak utama
untuk menyesuaikan dengan data ujicoba peneliti. Fungsi utama yang digunakan di ANFIS
adalah fungsi lonceng. Kita menguji coba ANFIS kami
selama 100 kali.
3.
Akuisis data
Penelti memperoleh video lalu lintas di jalan Sukhumvit, pada sebuah
jalan di Bangkok pada 3 Jalur sibuk. Video yang berdurasi 220
menit ini di ambil saat sore hari pada tanggal 2 agustus 2006. Kemudian peneliti menggunakan aplikasi pendetesi kendaraan dan jalan, yang ditunjukkan pada Figure 1, yang mendeteksi jumlah dan kecepatan kendaraan dari input video. Outputnya kepadatan kendaraan dan
kecepatan rata-ratanya setiap 30 detik. Output tersebut menjadi input untuk
system fuzzy peneliti.
Selain kecepatan dan kepadatan
kendaraan, penilaian manusia pada tingkat kemacetan juga dijadikan input.
Penilaian tersebut dijadikan standar ukur untuk evaluai kemacetan lalulintas.
Pendapat tersebut diperoleh dari 10 relawan yang menyaksian video kemacetan
lalulintas yang sama. Dan memberikan
nilai (Merah, Kuning, Hijau) setiap jangka waktu 30 detik. Pilihan yang
terbanyak digunakan sebagai standar pengukuran target.
4.
Accuracy
Measurement (keakuratan ukuran)
kinerja matrik yang kita gunakan untuk mengevaluai kinerja system Fuzzy
kita adalah keakuratan yang didefinisikan sebagai
Jika dari haril diatas masih dianggap
kurang benar, maka akan diambil pendapat dari para relawan, peneliti
menggambarkan matrik lain yang disebut dengan Average Deviation (rata-rata penyimpangan)
HumanOpinionScore = nilai kemacetan yang dipilih mayoritan
relawan
FuzzyScore = nilai tingkat kemacetan dari system Fuzzy
Angka
1, 2, dan 3 diberikan untuk tingkat kemacetan Merah, Kuning, Hijau yang
diberikan secara berurutan. Untuk itu, AvgDeviation
akan bergeser dari tingkat 0 – 2. Dengan 0 nilai paling akurat, dan 2
kesalahan terbesar.
C.
HASIL PENELITIAN
Peneliti melakukan 6 percobaan untuk tingkat
kemacetan lalulintas yang berdasarkan pada data video yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Pada tiap percobaan peneliti merubah jenis
input dan penilaian selang waktunya. Peneliti menggunakan tool “Fuzzy Logic Control” dan “ANFIS” pada MATLAB untuk penerapan Logika
Fuzzy dan Neuro-Fuzzy Adaptif.
1.
Jalur Tunggal,
Evaluasi Kecepatan (Single-Lane, Velocity Evaluation)
Pada percobaan pertama, peneliti
mengasumsikan interval evaluasinya selama 30 detik. Input untuk logika fuzzynya
adalah rata-rata kecepatan jalur tengah dan rata-rata kecepatan jalur kanan.
Peneliti mengabaikan jalur kiri
karena disana banyak Bus dan Taxi berhenti. Kumpulan aturan Fuzzy untuk
penelitian ini ditunjukkan pada figure 4.
Peneliti menyesuaikan secara
manual tiga golongan utama untuk tiap inputan, yang disebut Slow (pelan) untuk kecepatan kurang dari
18 k/jam, Medium (sedang) diantara
11-35 km/jam, dan Fast (Cepat) lebih
dari 18 km/jam. Tingkat kecepatan lajunya sama dengan jalur tengan kecuali tingkat
Medium nya antara 11-26 km/jam. dan
menghasilkan 3 output Red (Merah), Yellow (Kuning), Green (Hijau). Kemiripan jaraknya 0-1. 1-2, dan 2-3 secara
berurutan.
Dari penelitian ini menghasilkan
ketakuratan 75.86% dan rata-rata tingkat penyimpangan 0.2414.
2.
Jalur Tunggal,
Evaluasi Kepadatan dan Kecepatan (Single-Lane, Velocity and Volume Evaluation)
Pada percobaan ini, disamping
kecepatan rata-ratanya, peneliti juga menambahkan jumlah kendaraan pada tiap
jalur sebagai inputnya. Peneliti melakukan kontrol logika Fuzzy dua kali.
Pertama menggunakan kecepatan dan kepadatan kendaraan pada jalur tengah, dan
kedua mengunakan kecepatan dan kepadatan kendaraan pada jalur kanan. Outputnya
adalah rata-rata dari output kedua tahap diatas.
Dari percobaan ini, peneliti
memperoleh tiga kecepatan tempuh utama sebagai input, yaitu 0-11 km/jam untuk Slow, 8-26 km/jam untuk Medium, dan lebih 18 km/jam untuk Fast. Dan kepadatan kendaraan juga
dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu 0-6 mobil untuk Minimum, 2-10 mobil untuk Medium,
dan lebih dari 6 mobil untuk Maximum.
Ketentuan-ketentuan Fuzzy untuk
percobaan ini ditunjukkan pada figure 5.
Dari penelitian ini menghasilkan
tingkat keakuratan 88.76% dan rata-rata tingkat penyimpangannya adalah 0.1208.
Ini bisa dilihat bahwa kinerja
logika fuzzy lebih baik jika menggunakan dua jenis inputan, yaitu kepadatan dan
kecepatan rata-rata kendaraan dari pada hanya menggunakan kecepatan saja.
3.
Dua Jalur, Evaluasi
Rata-rata kecepatan dan Jumlah Kepadatan (Two-Lane, Avg Velocity & total
volume evaluation)
Pada percobaan ini, peneliti
masih menggunakan kecepatan dan kepadatan kendaraan sebagai input.
Pengecualiannya, kita mengkombinasikan jumlah kepadatan kendaraan dan rata-rata
kecepatan kendaraan pada kedua jalur. Dan memperoleh tiga kecepatan tempuh
utama sama seperti pada percobaan 2. Akan nilai dari jumlah kepadatan
kendaraannya berubah menjadi 0-8 mobil untuk Min, 2-15 mobil untuk Medium,
dan lebih dari 8 mobil untuk Max.
Ketentuan Fuzzy untuk percobaan ini sama seperti pada Figure 5.
Logika Fuzzy pada percobaan ini
mencapai tingkat keakuratan 86.20% dan rata-rata tingkat penyimpangannya
0.1466.
4.
Jalur Tunggal,
Kecepatan rata-rata, 60 Detik (Single-Lane, Velocity Evaluation, 60 Second)
pada percobaan ini peneliti menguji
effek dari evaluasi interval. Pada percobaan 1 – 3 semuanya mengasumsikan
selang waktu selama 30 detik. Tapi pada percobaan ini, selang waktunya
diperpanjang menjadi 60 detik. Input, output, dan ketentuan fuzzynya sama seperti
pada percobaan 1. Tingkat Keakuratan pada percobaan ini mencapai 81.96% dan
rata-rata tingkat penyimpangannya 0.1804. kinerjanya lebih baik dari pada
percobaan 1, yang membuat kita berfikir bahwa periode evaluasi bisa
mempengaruhi kinerja dari system logika fuzzy.
5.
Jalur Tunggal,
Evaluasi Kepadatan dan Kecepatan, 60 Detik (Single-Lane, velocity & Volume
Evaluation, 60 Second)
Pada percobaan ini, peneliti
pengulang percobaan 2, hanya saja peneliti menambah waktu intervalnya menjadi
60 detik. Peneliti juga mensimulasikan control Fuzzy sebanyak 2 kali untuk tiap
jalur. Percobaan ini juga menghasilkan jarak tempuh kecepatan sama seperti pada
percobaan 2. Akan tetapi jumlah volume kendaraannya berubah menjadi 0-23
mobil, 20-34 mobil, dan lebih dari 31 mobil untuk Slow, Medium dan Fast secara
berurutan. Volume kendaraan tersebut menyatakan bahwa eksperimen ini tidak
lebih baik dari eksperimen 2. Keakuratannya adalah 81.96% sedangkatn rata-rata
penyimpangannya adalah0.1804. Oleh karena itu kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa evaluasi periode bisa meningkatkan keakuratan.
6.
Adative Neuro-Fuzzy
Evaluation
Teknik Neuro-Fuzzy
adaptiv hampir sama dengan sistem kontrol Logika Fuzzy. peneliti menggunakan
rata-rata kecepatan dan jumlah kepadatan lalulintas pada kedua jalur sebagai
input, dan mengasumsikan selang waktu evaluasi 60 detik. Dan outputnya adalah persamaan
linear.
Setelah
100 kali pengujian, sistem neuro-fuzzy adaptif siap untuk evaluasi keadaan
kemacetan. Peneliti membandingkan hasil dari neuro-fuzzy adaptif dengan
pendapat manusia (menggunakan beberapa pendapat yang berbeda untuk pengujian
dan untuk membuktikan keakuratan).
Hasilnya
menunjukkan ketepatannya 75.43% dan rata-rata tingkat penyimpangannya adalah
0.2808. Keakuratann ini lebih rendah dari semua sistem logika fuzzy yang telah
di uji sebelumnya.
Tabel dibawah merangkum ketepatan dan rata-rata penyimpangan
dari semua percobaan.
D.
KESIMPULAN
Dalam jurnal ini, penulis mengusulkan
untuk menggunakan logika fuzzy dan sistem neuro-adaptif fuzzy untuk
mengevaluasi tingkat dari kemacetan lalulintas. Kinerja dari sistem yang di
usulkan telah dievaluasi dengan mengukur ketepatan dari output terhadap
pendapat relawan. Selesai percobaan, peneliti menemukan bahwa mengatur sistem
logika fuzzy secara manual mencapai keakuratan yang lebih tinggi dari pada
sistem Neuro-Fuzzy adaptif. Itu dikarenan sistem logika fuzzy bisa menangkap
keahlian manusia lebih baik setelah penyesuaian secara manual dari fungsi
utama.
Peneliti menguji kedua jenis input
logika fuzzy, kecepatan rata-rata dan kepadatan lalu lintas dalam sebuah interval.
Hasil menunjukkan bahwa menggunakan kedua parameter sebagai input menghasilkan
keakuratan yang lebih baik dari pada hanya menggunakan informasi kecepatan.
peneliti juga mengamati bagaimana
ketepatan effek evaluasi interfal pada sistem. Hasilnya tidak meyakinkan apakah
selang waktu yang lebih panjang bisa meningkatkan keakuratan.
REFERENSI
Genius Joint
Venture Co. Ltd,
“Intelligent Message Sign System”,
available at http://www.forth-its.com/ (accessed May 1,2007)
J.
Lu and L. Cao, “Congestion Evaluation from Traffic flow information based on
fuzzy logic,” in IEEE Intelligent
Transportation Systems, vol. 1, 2003, pp.50-53.
B.
Krause and C. von Altrock, “Intelligent highway by fuzzy logic: Congestion
detection and traffic control on multi-lane roads with variable road signs,” in
5th Internasional Conference
in uzzy Systems,
F.
Porikli and X. Li, “Traffic congestion estimation using hmm models without
vehicle tracking,” in IEEE Intelligent
Vehicle Symposium, June 2004, pp. 188-193.
W.
Pattara-atikom, P. Pongpaibool, and S. Thajchayapong, 2006 “Estimating Road
Traffic Congestion using vehicle Velocity”, in Proceeding of ITST 2006, June 2006.
A.P. Paplinski, Adaptive
Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS), May 20, 2005.
N. Patchancee, P. Tangamchit, P. Pongpaibool, “Road Traffic
Estimation from a GPR-equipped Cas Using Fuzzy Logic”, in Proceeding of 29th Electrical Engineering Conference, Vol.2
pp. 1081-1084, Chonburi, Thailand, November 2006.
boleh minta teks jurnal aslinya?
BalasHapus