Langsung ke konten utama

Iman Dapat Memunculkan Kesabaran

Disamping membuahkan sikap optimis ,iman juga mampu menghadirkan sikap sabar.apalagi ketika dia mengalami aneka kegagalan dalam hidup.Baik yang terkait dengan kesehtan,rumah tangga,terlebih lagi yang berkaitan dg masalah rizki.
Hal ini berdasarkan firman Allah SWT,
”Dan bersabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeru tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia.Dan janganlah kamu mengikuti rang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami,serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas.”     (QS.Al-Kahfi:28).yang dimaksud sabar disini adalah menahan diri bersama orang orang yang selalu menyeru kepada tuhan.
Adapun sabar secara syara’ adalah menahan diri atas apa yang dituntut syara’.yaitu menahan diri dari emosi,marah,dan kebencian.manahan lisan dari mengaduh dan merintih serta menahan anggota tubuh dari melakukan maksiat dan menjauhi Allah sebagai akibat dari kondisi kehidupan.
“Sabar adalah kata Umum”.Nama atau sebutannya bisa berubah dengan situasi kondisinya masing masing.Jika menahan diri dari musibah maka inilah yang dinamakan sabar bukan yang lain,lawan katanya adalah marah.Jika dalam peperangan ,maka sabar ini yang dinamakan berani.lawan katanya takut.Jika dalam menerima musibah maka sabar ini dinamakan Lapang dada lawankatanya adalah gelisah/cemas.Jika dalam menahan omongan ,maka sabar ini dinamakan merahasiakan lawan katanya adalah membeberkan.Oleh Allah semua itu dinamakan Sabar.”
SabarSendiri terbagi menjadi tiga macam diantaranya:
a.Sabar karena Allah ,sebagaimana yang difirmankan allah berikut ini:
وإن لم تكن أمروا إلا ليعبدوا الله مع السلطة تنقية بادارة له في الدين الحق، وأنهم قد أقاموا الصلاة والصدقة لذلك أن الدين الحق
“Padahal  mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan kekuatan kepadanya  dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dengan demikian itulah agama yang lurus.”(QS.Al-Bayyinah:5)
B, Sabar dengan pertolongan allah Allah menyatakan pada firmannya:
ولا التحلي بالصبر والتحلي بالصبر ولكن بعون الله ولا تحزنوا على (الخيانة) والحفاظ على الجحيم صدرك ضيق في ما وضعت تمكين
“Bersabarlah( Hai muhammad) dan tiadalah kesabaranmu melainkan dengan pertolongan allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap ( kekafiran) nereka dan jangalah kamu bersempit dada terhadfap apa yang mereka tipu dayakan.”(QS.An-Nahl:127).
Juga dalam firman yang lainny.
وكنت لا تلومونا، بل لأننا نعتقد في آيات ربنا والفقرة الآية التي تأتي لنا. "(صل) ،" ربنا يعطينا الصبر وفاته كانت في حالة استسلام لدينا (حتى )
“Dan kamu tidak menyalahkan kami,melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat ayat itu dating kepada kami.”(Mereka berdoa),”YA tuhan kami.limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadamu).”(QS.Al-A’Raf:126)
C.Sabar dari Allah.Inilah yang haram.ini terjadi pada orang yang elah merasakan kenikmatan dekat dangan Allah,kemudian ia terus menjauhi Allah setelah itu.
Jangan mengaku sabar kalau ketika kita masih suka membeberkan ragasia,suka mencari kambing hitam karena sabar itu adalah kitman sir,muru’ah,dan syaja’ah.orang yang sabar itu harus  mampu menjaga diri berbagai kelebiahan dunia dan sangguh menyepelekannya,mengambil sebagian kecil dari dunia untuk memenuhi mencukupi kebutuhan,dermawan,pemaaf/pemurah,dan cerdik.
Adapun sabar menurut imam al-Gahazali adalah kesanggupan mengendalikan diri /pengendalian nafsu yang ada dalam diri manusia Dalam upaya manusia tersebut dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:
1)      Orang yang sanggup mengalhkan hawa nafsunya ,karena ia mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.
2)      Orang yang kalah dengan hawa nafsunya,dia telah mencoba bertahan atas dorongan nafsunya tetapi kalah kerena kesabatnnya lemah.
3)      Orang yg mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu,tetapi suatu ketika ia kalah kerena dorongan nafsunya besar,Meskipun demikian ,dia bangun lahi dan terus tetap bertahan dangan sabar atas dorongan nafsu tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhlak Lil Banat juz 1 Bab 40. NASIHAT UMUM (1)

-1- Wahai anak perempuan yang cerdas: ketika kalian menuntun sesuatu kepada seseorang, terlebih kepada ibu kalian, maka janganlah kalian berkata kepada ibu kalian: Berikan aku ini, lakukan seperti ini. Tetapi lakukanlah seperti dengan tata makerama, dan ucapkan: silahkan ibu, atau silahkan melakukan ini, kemudian berterima kasihlah kalian kepada ibu kalian atas bantuan dari nya, dengan berkata: Terima kasih, atau terima kasih banyak. atau: Allah akan membalas kebaikanmu. -2- Ketika seseorang berkata kepada kalian, maka dengarkanlah dengan sesama, dan jangan memutus perkatannya, tetapi tunggulah sampai dia selesai berbicara, ketika seseorang datang kepada kalian dengan perkataan atau cerita bersungguh-sungguhlah dalam mendengarkannya, jangan berkata kepada dia: sesungguhnya saya sudah mendengarkan cerita ini, agar hati orang tersebut tidak sakit. -3- Selalu jagalah kebersihan gigi kalian, seperti menggunakan siwak atau sikat gigi setiap hari apa lagi setelah makan sehingga gigi...

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN KEGIATAN / PEMBELAJARAN DI TK - Konsep Dasar Penilaian, Prosedur, Jenis, dan Alat Penialaian TK

 

Khulashoh Nurul Yaqin Juz 1 (Pelajaran 2) NASAB DAN WAFATNYA AYAH RASULULLAH SAW

-1- Ayah Rasul: Abdullah bin Abdul Mutholib bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab. -2- Ibu Rasul: Aminah bin Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab. -3- Nasab ibu dan ayah Rasul bertemu pada kakk rasul yang kelima yaitu Kilab. -4- Ayah Rasul wafat ketika Rasul masih di dalam kandungan, dan usia ayah Rasul pada waktu itu 18 tahun, dan dimakamkan di kota Madinah, dan orang tuanya tidak meninggalkan harta untuk Rasul. SOAL Siapakah nasab Rasul dari arah ayahnya? Siapakah nasab Rasul dari arah ibunya? Pada kakek siapa nasab Ibu dan Ayah bertemu? Kapan ayah Rasul wafat? Dimakamkan di mana ayah Rasul? RINGKASAN Ayah Rasul bernama Abdullan bin Abdul Mutholib, dan Ibu beliau Aminah binti Wahab. Nasab Ibu dan Ayah Rasul bertemu pada kakeknya yang kelima. Ayah Rasul meninggal ketika Rasul masih di dalam kandungan.