Langsung ke konten utama

ISLAM LIBERAL

ISLAM LIBERAL

A.      PENDAHULUAN
Islam adalah dien al-haq yang diwahyukan oleh Allah Ta’ala kepada Rasul-Nya yang terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Artinya : Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” [Al-Fath : 28]
Sebagai rahmat bagi semesta alam “Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiya :107]Dan sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Ta’ala.
“Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” [Ali-Imran : 19]
Islam adalah agama yang utuh yang mempunyai akar, dimensi, sumber dan pokok-pokok ajarannya sendiri. Siapa yang konsisten dengannya maka ja termasuk Al-Jama’ah atau Firqah Najiyah (kelompok yang selamat) dan yang keluar atau menyimpang darinya maka ja termasuk firqaih-firqah yang halikah (kelompok yang binasa).
Diantara firqah halikah adalah firqah Liberaliyah. Liberaliyah adalah sebuah paham yang berkembang di Barat dan memiliki asumsi, teori dan pandangan hidup yang berbeda. Dalam tesisnya yang berjudul “Pemikiran Politik Barat” Ahmad Suhelani, MA menjelaskan prinsip-prinsip pemikiran ini.
Ø  Pertama, prinsip kebebasan individual.
Ø  Kedua, prinsip kontrak sosial.
Ø  Ketiga, prinsip masyarakat pasar bebas.
Ø  Keempat, meyakini eksistansi Pluralitas Sosio – Kultural dan Politik Masyarakat. [Gado-Gado Islam Liberal; Sabili no 15 Thn IX/81]
Islam dan Liberal adalah dua istilah yang antagonis, saling berhadap-hadapan tidak mungkin bisa bertemu. Namun demikian ada sekelompok orang di Indonesia yang rela menamakan dirinya dengan Jaringan Islam Liberal (JIL). Suatu penamaan yang “pas” dengan orang-orangnya atau pikiran-pikiran dan agendanya. Islam adalah pengakuan bahwa apa yang mereka suarakan adalah haq tetapi pada hakikatnya suara mereka itu adalah bathil karena liberal tidak sesuai dengan Islam yang diwahyukan dan yang disampaikan oleh Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi yang mereka suarakan adalah bid’ah yang ditawarkan oleh orang-orang yang ingkar kepada Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
PEMBAHASAN
Disampaikan pada Sanggar Informatika, ICMI Orsat Kairo, pada Selasa, 03 Oktober 2006.
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَاللهِ اْلاِسْلاَمِ وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَاْلاِسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِيْ اْلاَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
“Sessungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah adalah Islam Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Dari ayat tersebut kita bisa simpulkan bahwa Islam adalah agama satu-satunya yang diterima oleh Allah SWT. Tiada agama lain yang diterima selain agama Islam. Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rahmatan Lil’alamin, segalanya dalam Islam pasti kita akan temukan, okum Islam adalah agama yang universal lagi kaffah mencakup aturan-aturan hidup manusia yang dimanifestasikan lewat kitab suci umat Islam yaitu Alqur’an.
Islam, secara lughowi bermakna “Pasrah”, dalam arti luas ialah tunduk kepada Allah SWT. Dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. (Alqur’an dan Sunnah). Jika kita hendak masuk Islam, berarti kita harus tunduk dan taat terhadap peraturan-peraturan Islam yang ada.
Namun, yang jadi permasalahan ditengah-tengah kita sekarang adalah banyak timbul istilah-istilah modern yang di sifatkan terhadap kata Islam, ada Islam Liberal, Islam Fundamental, Islam Plural, Islam Modern dan sebagainya. Sekilas jika kita mendengar istilah-istilah itu pasti akan timbul statement bahwa “Islam kok banyak sekali?.”
Pengertian Islam
Seperti yang penulis ungkapkan diatas bahwa Islam berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna Khudu’, Inqiyad yang berarti ketundukan dan kepasrahan. Secara istilah, Islam adalah agama yang di turunkan oleh Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada ummatnya. Lebih luas lagi bisa kita artikan Islam adalah bersaksi bahwa Allah SWT. Serta patuh terhadap apa yang dibawa dari Allah SWT. Definisi ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari sahabat Qatadah :
“Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan mengakui apa yang dibawa dari Allah SWT. Dan itu adalah agama Allah yang Ia syariatkan bagi diri-Nya dan Ia utus bersama agama tersebut rasul-rasulnya, dan Ia tunjuk atas agama tersebut pemimpin-pemimpinnya, tidak diterima agama selainnya, dan tidak diberi balasan kecuali dengannya (Islam).”
Jadi jelas dari hadits diatas bisa kita simpulkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. Dengan segala hukum-hukum yang menyertainya, yang harus dilaksanakan oleh seseorang yang telah masuk kedalam agama Islam.
Semua umat Islam tahu bahwa Islam adalah agama yang komfrehensif, yang syumul mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan kita. Tidak ada hal yang tidak diatur dalam Islam. Dan Islam adalah agama yang satu.
 
Islam Liberal dari masa ke masa
Menurut Owen Chadwik Kata “Liberal” secara harfiah artinya bebas (free) dan terbuka, artinya “bebas dari berbagai batasan” (free from restraint). Seandainya kita sifatkan dengan kata Islam berarti Islam yang bebas dan terbuka. Kita akui dalam Islam memang tidak ada paksaan namun bukan berarti bebas secara total. ‘Islam’ itu sendiri memiliki makna “pasrah”, tunduk kepada Allah dan terikat dengan hukum-hukum yang dibawa Muhammad SAW. Dalam hal ini, Islam tidak bebas. Tetapi disamping Islam tunduk kepada Allah SWT, Islam sebenarnya membebaskan manusia dari belenggu peribadatan kepada manusia atau makhluk lainnya. Jadi, bisa disimpulkan Islam itu “bebas” dan “tidak bebas”.
“Islam Liberal” adalah istilah Charles Kurzman dalam bukunya yang terkenal Liberal Islam: A Source Book.(Edisi Indonesia: Wacana Islam Liberal) Penggunaan istilah ini sendiri, seperti diakui Kurzman, pernah dipopulerkan oleh Asaf Ali Asghar Fyzee (1899-1981), Intelektual Muslim-India, sejak tahun 1950-an. Mungkin Fyzee orang pertama yang menggunakan istilah “Islam Liberal.”
Entah mengapa Charles Kurzman dalam bukunya tersebut, memulai pengantarnya dengan membantah istilah Islam Liberal yang sebenarnya adalah judul bukunya sendiri. Menurutnya, istilah “Islam Liberal” mungkin terdengar seperti sebuah kontradiksi dalam peristilahan (a contradiction in terms). Tetapi diakhir tulisannya Ia bilang bahwa istilah Islam Liberal itu tidak kontradiktif. Namun tetap saja di dalam bukunya masih ada kerancuan disana-sini.
 

SEJARAH MUNCULNYA ISLAM LIBERAL
                Islam Liberal—dari mana istilah JIL berasal—sesungguhnya telah berusia dua abad lebih. Mengambil patokan tahunTahun 1798 adalah saat Napoleon Bonaparte menginjakkan kaki di Mesir. Tahun itu sangat bersejarah. Bernard Lewis menyebutnya sebagai a watershed in history dan the first shock to Islamic complacency, the first impulse to westernization and reform (Lewis 1964:34). Para ahli sejarah sepakat, kedatangan Bonaparte di Mesir merupakan tonggak penting bagi kaum Muslim dan juga bagi bangsa Eropa. 1798, Albert Hourani, sejarawan Inggris keturunan Lebanon, menjadikannya awal era liberal bagi bangsa Arab dan kaum Islam. Seperti yang ia jelaskan dalam bukunya, Arabic Thought in the Liberal Age, kedatangan Bonaparte ke Mesir bukan sekadar penaklukan militer, melainkan juga awal kebangkitan kesadaran kaum Muslim akan diri merekHourani menggunakan era liberal untuk merujuk masa kebangkitan Islam di dunia modern. Kata liberal di sini ialah sebuah kondisi dan suasana di mana kaum Muslim bebas mengartikulasikan kesadaran budaya dan peradaban mereka. Dalam konteks Eropa, liberal mengacu kepada situasi kebangkitan dan pencerahan. Itu sebab ketika karya Hourani itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang digunakan untuk liberal age adalah asr al-nahdah yang berarti ‘era kebangkitan’ (judul lengkapnya al-fikr al-arabi fi asr al-nahdah).
Menurut Hourani, era liberal di dunia Arab terentang dalam (1798- 1939). Tahun 1939 merujuk kepada pecahnya Perang Dunia II dan dimulainya kiprah politik Ikhwanul Muslim di Mesir. Selama rentang  itu dasar pemikiran  seperti kemajuan, modernitas, kebebasan, dan persamaan dibincangkan secara luas.

KESIMPULAN
Dari paparan ide dasar baik Islam maupun Liberalisme tersebut di atas, jelas sekali bahwa antara Islam dan Liberalisme, tidak ada kaitannya sama sekali, dan tidak perlu dikait-kaitkan. Mengaitkan dua hal yang bertentangan adalah tindakan yang bodoh. Apalagi hasil kaitan yang di reka-reka tersebut disebar luaskan untuk bisa diikuti umat. Jelas ini merupakan aktivitas yang membodohi umat. Perlu diwaspadai gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam, pembaharuan Islam, akan tetapi sesungguhnya adalah penghancuran terhadap Islam dari dalam. Nauudzu billaahi min dzaalik tsumma na’uudzu billaahi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Mabadi' Fiqih Juz 3 (THOHAROH / BERSUCI)

Thoharoh ialah mengerjakan sesuatu yang tidak sah sholat seseorang kecuali dengan melakukan bersuci. Thoharoh itu ada dua macam yaitu: Thoharoh dari hadats dan thoharoh dari kotoran. Thoharoh dari hadats ialah bersuci dengan cara berwudlu', mandi dan tayammum (pengganti wudlu dan mandi). Thoharoh dari kotoran ialah bersuci dengan cara istinja' (sesudah buang air kecil atau besar), dan menghilangkan najis dari tubuh, pakaian dan tempat. Macam-macam benda yang dapat mensucikan itu ada empat, yaitu: air, debu, batu, dan menyamak untuk kulit binatang0. Pembagian air itu ada tiga, yaitu : 1. air suci yang dapat mensucikan, 2. air yang suci yang tidak dapat mensucikan, 3. air yang terkena najis. Air yang suci yang dapat mensucikan yaitu: semua air yang berasal dari langit atau yang bersumber dari bumi, dan tidak merubah sifat-sifatnya dengan sebab adanya benda yang dapat merubah kesucian air tersebut. seperti: air hujan, air laut, air sungai, air es dan air embun. Air yang ber

Akhlak Lil Banat Juz 1 Bab 6. ِApa Kewajian Anak Perempuan Kepada Tuhannya?

ماذايجب عليك لربك  kamu harus benar-benar tahu bagaimana Tuhanmu memberimu nikmat yang begitu besar. Maka kamu harus mensyukuri nikmat itu dengan beribadah kepada Allah dan mengagungkan-Nya. Dan menjalankan semua yang diperintah oleh Allah kepadamu dan meninggalkan semua hal yang harus di tinggalkan. Dan kamu harus mencintai Allah melebihi cintamu kepada ayah dan ibumu, melebihi cintamu kepada dirimu sendiri. Dan memohon kepada Allah dengan semua permohonan yang bagus. Dan kamu terus berdoa kepada Allah agar allah menjunjukkan kepadamu kesematan dan jalan yang baik. Dan Allah akan menjadikanmu anak perempuan yang bagus, yang beruntung di dunia dan di akhirat. Apabila kamu bersyukur kepada Allah dan menjalankan perintah Allah. Maka kamu dicintai Allah yang Maha suci dan Maha Luhur dan menjadikanmu manusia yang menyayangi sesama manusia dan Allah akan menjagamu dari segala musibah dan penyakit, dan Allah akan memberimu segala hal yang akan menambahkan nikmat, seperti yang di sebutkan

Akhlak Lil Banat Juz 1 Bab 7. ANAK PEREMPUAN YANG SHOLIHAH

             Khadijah adalah anak yang shalihah. Ayah, ibu, dan guru-guru perempuanya mencintai Khadijah, teman-teman Khadijah juga memulyakan Khadijah. Setiap anak perempuan pasti memiliki cita-cita, sama halnya seperti Khadijah. Kebiasaan Khadijah sebelum tidur adalah berdzikir kepada Allah dan bersyukur karena sudah menjaga Khadijah selama hidupnya dari segala musibah dan penyakit. Khadijah berkata: بِسْمِكَ اللهُمَّ اَحْيَاوَاَمُوْنُ yang artinya” Dengan Namamu Ya Allah saya hidup dan mati” . Dan ketika dia bangun dari tidurnya dia juga berzdikir kepada Allah. Dia bersyukur atas nikmat tidurnya dan yang telah mengistirahatkannya dari kelelahan dan Allah membiasakan di setiap aktifitasnya, Khadijah berkata: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ yang artinya: “Segala puji bagi-Mu, ya Allah, yang telah menghidupkan kembali diriku setelah kematianku, dan hanya kepada-Nya nantinya kami semua akan dihidupkan kembali.”              Da